Peran Guru Dalam Menanggulangi Perilaku Bullying Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Klangon Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta Tahun Pelajaran 2018/2019
Main Article Content
Abstract
Salah satu cara guru dalam menanggulangi perilaku bullying siswa MI Ma’arif Klangon Kalibawang Kulon Progo. Dimana pada tulisan ini dipaparrakan tentang jenis –jenis bullying yang sudah terjadi pada Madrasah. Dengan diuraikan beberapa jenis bullying dapat ditemukan upaya guru dalam mengatasinya secara sistematis dan periodik.
Perilaku bullying di Madrasah memang sudah sering dilakukan oleh beberapa siswa, namun peran guru dalam mengatasinya masih kurang maksimal, sehingga perilaku tersebut masih belum bisa hilang dari tradisi dan perilaku siswa di Madarsah. Maka penanggulangan terhadap perilaku bullying oleh para guru merupakan suatu keniscayaan yang harus di lakukan secara intensif dan konsekwen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis –jenis bullying yang telah terjadi di MI Ma’arif Klangon Kalibawang Kulon Progo tahun 2018, bagaimana peran guru dalam menanggulanginya. Penelitian ini menggunakan pendekatan field research yang bersifat deskriptif kualitatif, jenis metode lapangan yang menguraikan hasil dari data lapangan yang dilakukan secara langsung. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data tersebut diinterpretasikan dan dianalisis.
Hasil penelitian ini menunjukkan. Pertama, jenis jenis bullying yang telah terjadi di MI Ma’arif Klangon Kalibawang Kulon Progo terdiri dari dua bentuk, yaitu pertama bentuk bullying fisik yang meliputi : menindih, pukul –pukulan, bermain hantu-hantuan, menyipratkan air, dorong-dorongan disaat salat. Sedangakan yang kedua adalah bentuk bullying non fisik berupa kata-kata verbal dan non verbal, seperti perkataan jelek yang disampaikan kepada temannya, dan juga perilaku yang membahayakan teman lainya.
. Kedua Peran guru dalam menanggulangi perilaku bullying di MI Ma’arif Klangon Kalibawang Kulon Progo terbagi dalam tiga tahapan. Pertama terhadap perilaku bullying yang bersifat fisik, para guru langsung memanggilnya dan memberikan hukuman langsung sesuai dengan tingkat perilaku bullying yang dilakukan dengan pantauan secara intensif. Kedua terhadap perilku bullying yang bersifat non fisik para guru langsung memberikan teguran dan nasehat yang benar agar tidak melakukan perbuatan bullying karena perbuatan tersebut membahayakan baik bagi dirinya, sekolah maupun orang tuanya dan masyarakat luas. Sedangkan tahapan yang ketiga adalah merupakan bullying dilakukan secata rutin dan terus menerus dengan memanggil orang tuanya dan bersamanya memberikan terapi, perhatian dan tuntunan yang sangat intensif, sistematis dan kebersamaan sampai siswa tersebut berhenti untuk melakukan perikalu bullying. Hal ini sesuai dengan peran guru sebagai mediator dan fasilitator, dan juga sebagai penasehat.
Article Details
References
Arikunto, S. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 2010
Amri, Jauhari & Elisah. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. 2011).
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003)
Cakrawati Fitria, Bullying Siapa Takut ?,(Slo: Tiga Ananda, 2015) cet.1
Dewi Nadia,1* Hasmiana Hasan,2 Mahmud AR3, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 2, 37- 45 Oktober 2016
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2012)
https://www.liputan6.com/health/read/3597500/hari-anak-nasional-di-2018-kpai-terima-1885- pengaduan-kasus-anak.diakses kembali pada tanggal 16 Okt.2018
https://nasional.sindonews.com/read/1324346/15/catatan-kpai-bidang-pendidikan-kasus-bullying-paling-banyak-1 (diakses kembali tanggal 16-10-2018)
Herdiansyah, H. Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: Salemba Humanika.,2015).
Hurlock, E. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. (2013).
Irvan Usman, Kepribadian, komonikasi, kelompok, Teman Sebaya, iklim sekolah dan perilaku bullying Humanitas Vol. X No.1, 2013
Izzaty,R.E et al Psikologi Perkembangaan. (Yogyakarta: UNY Press.2013),
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Ar-Ruzz Media, 2013)
Jurnal Psikologi Udayana 2014, Vol. 1, No. 2, 251-260
Levianti, Konformitas dan Bullying pada Siswa, Jurnal Psikologi Vol. 6 No. 1, 2008
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung;Remaja Rosdakarya, 2002)
Mulyani Rina: Pendekatan Konseling Spiritual untuk mengatasi bullying (kekerasan) siswa di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.(Yogyakarta:Perpustakaan UIN – Sunan Kalijaga Tahun 2013)
Mudri, W Kompetensi dan Peranan Guru Dalam Pembelajaran. Jurnal Falasifa, hal.116.(2010).
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung; PT Remaja Rosdakarya. (2007)
Masdin, fenomena Bullying dalam pendidikan, jurnal at Ta’dib vol 6 No 2, 2013
Paizaluddin&Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas Panduan Teoritisda Praktis, (Bandung: Alfabeta, 2014),
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.2012
Sugiyono. Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta ,2014)
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2008
Santrock. Perkembangan Anak, Jakarta Erlangga.2007
Sumantri, M. Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2007)
Surilena. Perilaku Bullying (Perundungan) Pada Anak dan Remaja. Jurnal CDK-(2016). 236,43,35-37.
Thomson, J. (Bullying: A Parents Guide. (Great Britain: Need2know. 2011)
UU RI No.20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas pasal 13 ayat 1.
Usman, M.U. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
Yusuf, S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2014)